Terakhirdiperbaharui: Senin, 06 Juni 2022 pukul 9:09 am. Tautan: Khutbah Jumat: Tidak Cukup Sebatas Niat Yang Baik ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 26 Syawal 1443 H / 27 Mei 2022 M. Home Privacy Policy Contact US Disclaimer About Us Sitemap Homeucapan yang baik akan membawa kepada akhlak Ucapan Yang Baik -Ucapan Yang Baik- Mengungkapkan Ucapan Yang Baik terhadap orang-orang yang kita kasihi yakni suatu hal yang wajib dilaksanakan. Dengan demikian itu, maka hubungan di antara kalian malahan akan semakin erat dan harmonis lagi dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Melainkan kadangkala mencari Ucapan Yang Baik yang pas menjadi kendala utama. Hal hal yang demikian jangan cemas lagi, […] Menjawabiblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang Dia Engkau ciptakan dari tanah".(Q.S Al; A’raf 12 ) Akhlak yang baik merupakan standar kwalitas iman seseorang semakin tinggi Iman seseorang semakin baik pula akhlaknya demikian semakin renda kwalitas iman seseorang semakin rendah Imannya .Salah satu akhlak yang
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, para pengikutnya, segenap sahabatnya dan orang-orang yang setia kepadanya. Amma ba’ kemuliaan akhlak itu terwujud dengan memberikan apa yang dipunyai kepada orang lain, menahan diri sehingga tidak menyakiti, dan menghadapi gangguan atau tekanan dengan penuh kesabaran. Hal itu akan bisa digapai dengan membersihkan jiwa dari sifat-sifat rendah lagi tercela dan menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji. Simpul kemuliaan akhlak itu adalah kamu tetap menyambung hubungan dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu, memberikan kebaikan kepada orang yang tidak mau berbuat baik kepadamu, dan memaafkan kesalahan orang lain yang menzalimi yang mulia memiliki berbagai keutamaan. Ia merupakan bentuk pelaksanaan perintah Allah dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam. Dengan kemuliaan akhlak seorang akan memperoleh ketinggian derajat. Dengan sebab kemuliaan akhlak pula berbagai problema akan menjadi mudah, aib-aib akan tertutupi dan hati manusia akan tunduk dan menyukai sang pemilik akhlak yang mulia ini. Dengan akhlak yang mulia juga, seorang akan terbebas dari pengaruh negatif tindakan jelek orang lain. Dia pandai menunaikan kewajibannya dan melengkapinya dengan hal-hal yang disunnahkan. Sebagaimana ia akan terjauhkan dari akibat buruk sikap tergesa-gesa dan serampangan. Dengan akhlak yang mulia pikiran akan tenteram dan kehidupan terasa diragukan bahwa mengubah kebiasaan memang perkara yang sangat berat dilakukan orang. Meskipun demikian, hal itu bukanlah sesuatu yang tidak mungkin dan mustahil dilakukan. Terdapat banyak jalan dan sarana yang bisa ditempuh oleh manusia untuk bisa menggapai kemuliaan akhlak. Sebagian di antara jalan-jalan tersebut adalah1. Memiliki Aqidah yang Selamat2. Senantiasa Berdoa Memohon Akhlak Mulia3. Bersungguh-Sungguh/Mujahadah Dalam Memperbaiki Diri4. Introspeksi/Muhasabah5. Merenungkan Dampak Positif Akhlak yang Mulia6. Memikirkan Dampak Buruk Akhlak yang Jelek7. Tidak Putus Asa untuk Memperbaiki Diri8. Memiliki Cita-Cita yang Tinggi9. Bersabar10. Menjaga Kehormatan/Iffah11. Keberanian12. Bersikap Adil13. Bersikap Ramah dan Menjauhi Bermuka Masam14. Mudah Memaafkan15. Tidak Mudah Melampiaskan Amarah16. Meninggalkan Orang-Orang Bodoh17. Tidak Suka Mencela18. Mengabaikan Orang yang Berbuat Jelek Kepada Kita19. Melupakan Kelakuan Orang Lain yang Menyakiti Dirinya20. Mudah Memberikan Maaf dan Membalas Kejelekan Dengan Kebaikan1. Memiliki Aqidah yang SelamatAqidah adalah urusan yang sangat agung dan mulia. Perilaku merupakan hasil dari pikiran dan keyakinan di dalam jiwa. Penyimpangan perilaku biasanya muncul akibat penyimpangan aqidah. Aqidah itulah iman. Sementara orang yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya. Apabila aqidah seseorang baik maka akan baik pula akhlaknya. Sehingga aqidah yang benar akan menuntun pemiliknya untuk bisa memiliki akhlak yang mulia seperti berlaku jujur, dermawan, lemah lembut, berani, dan lain sebagainya. Sebagaimana kemuliaan akhlak juga akan menghalangi dirinya dari melakukan perilaku-perilaku yang jelek seperti; berdusta, bakhil pelit, bertindak bodoh, serampangan, dan lain Senantiasa Berdoa Memohon Akhlak MuliaDoa merupakan pintu kebaikan yang sangat agung. Apabila pintu ini telah dibukakan untuk seorang hamba maka berbagai kebaikan pasti akan dia dapatkan dan keberkahan akan tercurah kepadanya. Barangsiapa yang ingin memiliki kemuliaan akhlak dan terbebas dari akhlak yang jelek hendaknya dia mengembalikan urusannya kepada Rabbnya. Hendaknya dia menengadahkan telapak tangannya’ dengan penuh ketundukan dan perendahan diri kepada-Nya agar Allah melimpahkan kepadanya akhlak yang mulia dan menyingkirkan akhlak-akhlak yang buruk darinya. Oleh karena itulah Nabi alaihish shalatu was salam adalah orang yang sangat banyak memohon kepada Rabbnya untuk mengaruniakan kepada beliau kemuliaan akhlak. Beliau biasa memanjatkan permohonan di dalam doa istiftah, “Ya Allah tunjukkanlah aku kepada akhlak mulia. Tidak ada yang bisa menunjukkan kepada kemuliaan itu kecuali Engkau. Dan singkirkanlah akhlak yang jelek dari diriku. Tidak ada yang bisa menyingkirkan kejelekan akhlak itu kecuali Engkau.” HR. Muslim 771. Salah satu doa yang beliau ucapkan juga, “Ya Allah, jauhkanlah dari diriku kemungkaran dalam akhlak, hawa nafsu, amal, dan penyakit.” HR. Al Hakim [1/532] dan disahihkan olehnya serta disepakati Adz Dzahabi. Beliau juga berdoa, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sikap lemah, kemalasan, sifat pengecut, pikun, sifat pelit. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian.” HR. Bukhari [7/159] dan Muslim [2706].3. Bersungguh-Sungguh/Mujahadah Dalam Memperbaiki DiriKesungguh-sungguhan akan banyak berguna di dalam upaya untuk mendapatkan hal ini. Sebab kemuliaan akhlak tergolong hidayah yang akan diperoleh oleh seseorang dengan jalan bersungguh-sungguh dalam mendapatkannya. Allah azza wa jalla berfirman yang artinya, “Orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami maka akan Kami mudahkan untuknya jalan-jalan menuju keridhaan Kami. Dan sesungguhnya Allah pasti bersama orang-orang yang berbuat baik.” QS. Al Ankabut 69. Barangsiapa yang bersungguh-sungguh menundukkan hawa nafsunya untuk bisa berhias diri dengan sifat-sifat keutamaan, serta menundukkannya untuk menyingkirkan akhlak-akhlak yang tercela niscaya dia akan mendapatkan banyak kebaikan dan akan tersingkir darinya kejelekan-kejelekan. Akhlak ada yang didapatkan secara bawaan dan ada pula yang dimiliki setelah melatih diri dan membiasakannya. Mujahadah tidaklah cukup sekali atau dua kali, namun ia harus dilakukan sepanjang hayat hingga menjelang kematiannya. Allah tabaraka wa ta’ala berfirman yang artinya, “Sembahlah Rabbmu hingga datang kematian kepadamu.” QS. Al Hijr 99.4. Introspeksi/MuhasabahYakni dengan cara mengoreksi diri ketika melakukan akhlak yang tercela dan melatih diri agar tidak terjerumus kembali dalam perilaku akhlak yang tercela itu. Namun hendaknya tidak terlalu berlebihan dalam mengintrospeksi karena hal itu akan menimbulkan patah Merenungkan Dampak Positif Akhlak yang MuliaSesungguhnya memikirkan dampak positif dan akibat baik dari segala sesuatu akan memunculkan motivasi yang sangat kuat untuk melakukan dan mewujudkannya. Maka setiap kali hawa nafsu mulai terasa sulit untuk ditundukkan hendaknya ia mengingat-ingat dampak positif tersebut. Hendaknya dia mengingat betapa indah buah dari kesabaran, niscaya pada saat itu nafsunya akan kembali tunduk dan kembali ke jalur ketaatan dengan lapang. Sebab apabila seseorang menginginkan kemuliaan akhlak dan dia menyadari bahwa hal itu merupakan sesuatu yang paling berharga dan perbendaharaan yang paling mahal bagi jiwa manusia niscaya akan terasa mudah baginya untuk Memikirkan Dampak Buruk Akhlak yang JelekYaitu dengan memperhatikan baik-baik dampak negatif yang timbul akibat akhlak yang jelek berupa penyesalan yang terus menerus, kesedihan yang berkepanjangan, rasa tidak senang di hati orang lain kepadanya. Dengan demikian seorang akan terdorong untuk mengurangi perilakunya yang buruk dan terpacu untuk memiliki akhlak yang Tidak Putus Asa untuk Memperbaiki DiriSebagian orang yang berakhlak jelek mengira bahwa perilakunya sudah tidak mungkin untuk diperbaiki dan mustahil untuk diubah. Sebagian orang ketika berusaha sekali atau beberapa kali untuk memperbaiki dirinya namun menjumpai kegagalan maka dia pun berputus asa. Hingga akhirnya dia tidak mau lagi memperbaiki dirinya. Sikap semacam ini benar-benar tidak layak dimiliki seorang muslim. Dia tidak boleh barang sedikit pun merasa senang dengan kehinaan yang sedang dialaminya lantas tidak mau lagi menempa diri karena menurutnya perubahan keadaan merupakan sesuatu yang mustahil terjadi pada dirinya. Namun semestinya dia memperkuat tekad dan terus berupaya untuk menyempurnakan diri, dan bersungguh-sungguh dalam mengikis aib-aib dirinya. Betapa banyak orang yang berhasil berubah keadaan dirinya, jiwanya menjadi mulia, dan aib-aibnya lambat laun menghilang akibat keseriusannya dalam menempa diri dan kesungguhannya dalam menaklukkan tabiat Memiliki Cita-Cita yang TinggiCita-cita tinggi akan melahirkan kesungguhan, memompa semangat untuk maju dan tidak mau tercecer di barisan orang-orang yang rendah dan hina. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang memiliki cita-cita yang tinggi dan jiwanya memiliki kekhusyukan maka dia telah memiliki sumber segala akhlak mulia. Sedangkan orang yang rendah cita-citanya dan hawa nafsunya telah melampaui batas maka itu artinya dia telah bersifat dengan setiap akhlak yang rendah dan tercela.” Jiwa-jiwa yang mulia tidak merasa ridha kecuali terhadap perkara-perkara yang mulia, tinggi, dan baik dampaknya. Sedangkan jiwa-jiwa yang kerdil dan hina menyukai perkara-perkara yang rendah dan kotor sebagaimana halnya seekor lalat yang senang hinggap di barang-barang yang kotor. Jiwa-jiwa yang mulia tidak akan merasa ridha terhadap kezaliman, perbuatan keji, mencuri, demikian pula tindakan pengkhianatan, sebab jiwanya lebih agung dan lebih mulia daripada harus melakukan itu semua. Sedangkan jiwa-jiwa yang hina justru memiliki karakter yang bertolak belakang dengan sifat-sifat yang mulia BersabarSabar merupakan fondasi bangunan kemuliaan akhlak. Kesabaran akan melahirkan ketabahan, menahan amarah, tidak menyakiti, kelemahlembutan dan tidak tergesa-gesa, dan tidak suka bersikap Menjaga Kehormatan/IffahSifat ini akan membawa pelakunya untuk senantiasa menjauhi perkara-perkara yang rendah dan buruk, baik yang berupa ucapan ataupun perbuatan. Dia akan memiliki rasa malu yang itu merupakan sumber segala kebaikan. Sikap ini akan mencegah dari melakukan perbuatan keji, bakhil, dusta, ghibah maupun namimah/adu KeberanianHal ini akan membawa pelakunya untuk memiliki jiwa yang tangguh dan mulia. Selain itu keberanian akan menuntun untuk senantiasa mengutamakan akhlak mulia, berusaha untuk mengerahkan kebaikan yang bisa dilakukannya dalam rangka memberikan manfaat kepada orang lain. Keberanian juga akan menggembleng jiwa untuk rela meninggalkan sesuatu yang disukai dan menyingkirkannya. Keberanian akan menuntun kepada sifat suka menahan amarah dan berlaku Bersikap AdilSikap adil akan menuntun kepada ketepatan perilaku. Tidak melampaui batas dan tidak meremehkan. Adil akan melahirkan kedermawanan yang berada di antara sikap boros dan pelit. Adil akan melahirkan sikap tawadhu’ rendah hati yang berada di antara sikap rendah diri dan kesombongan. Adil juga akan melahirkan sikap berani yang berada di antara sikap pengecut dan serampangan. Adil pun akan melahirkan kelemahlembutan yang berada di antara sikap suka marah dengan sifat hina dan menjatuhkan harga Bersikap Ramah dan Menjauhi Bermuka MasamNabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Senyummu kepada saudaramu sesama muslim adalah sedekah untukmu.” HR. Tirmidzi, disahihkan Al Albani dalam Ash Shahihah 272. Beliau juga bersabda, “Janganlah kamu meremehkan kebaikan meskipun ringan. Walaupun hanya dengan berwajah yang ramah ketika bertemu dengan saudaramu.” HR. Muslim. Senyuman akan mencairkan suasana dan meringankan beban pikiran. Orang yang murah senyum akan ringan dalam menunaikan tanggung jawabnya. Kesulitan baginya merupakan tantangan yang harus dihadapi dengan tenang dan pikiran positif. Berbeda dengan orang yang suka bermuka masam. Dia akan menghadapi segala sesuatu dengan penuh kerepotan dan pandangan yang sempit. Apabila menemui kesulitan maka nyalinya mengecil dan semangatnya menurun. Akhirnya dia mencela kondisi yang ada dan merasa tidak puas dengan ketentuan takdir Allah lantas dia pun melarikan diri dari Mudah MemaafkanMudah memaafkan dan mengabaikan ketidaksantunan orang lain merupakan akhlak orang-orang besar dan mulia. Sikap inilah yang akan melestarikan rasa cinta dan kasih sayang dalam pergaulan. Sikap inilah yang akan bisa memadamkan api permusuhan dan kebencian. Inilah bukti ketinggian budi pekerti seseorang dan sikap yang akan senantiasa mengangkat Tidak Mudah Melampiaskan AmarahHilm atau tidak suka marah merupakan akhlak yang sangat mulia. Akhlak yang harus dimiliki oleh setiap orang yang memiliki akal pikiran. Dengan akhlak inilah kehormatan diri akan terpelihara, badan akan terjaga dari gangguan orang lain, dan sanjungan akan mengalir atas kemuliaan perilakunya. Hakikat dari hilm adalah kemampuan mengendalikan diri ketika keinginan untuk melampiaskan kemarahan bergejolak. Bukanlah artinya seorang yang memiliki sifat ini sama sekali tidak pernah marah. Namun tatkala perkara yang memicu kemarahannya terjadi maka ia bisa menguasai dirinya dan meredakan emosinya dengan sikap yang Meninggalkan Orang-Orang BodohBerpaling dari tindakan orang-orang jahil akan menyelamatkan harga diri dan menjaga kehormatan. Jiwanya akan menjadi tenang dan telinganya akan terbebas dari mendengarkan hal-hal yang menyakitkannya. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Berikanlah maaf, perintahkan yang ma’ruf, dan berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” QS. Al A’raaf 199. Orang Arab mengatakan, “Menjauhi kejelekan adalah bagian dari upaya untuk mencari kebaikan.”17. Tidak Suka MencelaHal ini menunjukkan kemuliaan diri seseorang dan ketinggian cita-citanya. Sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang bijak, “Kemuliaan diri yaitu ketika kamu dapat menanggung hal-hal yang tidak menyenangkanmu sebagaimana kamu sanggup menghadapi hal-hal yang memuliakanmu.” Diriwayatkan bahwa suatu ketika Khalifah Umar bin Abdul Aziz sedang pergi berangkat ke masjid pada waktu menjelang subuh waktu sahur, suasana masih gelap. Ketika itu dia berangkat dengan disertai seorang pengawal. Ketika melewati suatu jalan mereka berdua berpapasan dengan seorang lelaki yang tidur di tengah jalan, sehingga Umar pun terpeleset karena tersandung tubuhnya. Maka lelaki itu pun berkata kepada Umar, “Kamu ini orang gila ya?”. Umar pun menjawab, “Bukan.”Maka sang pengawal pun merasa geram terhadap sang lelaki. Lantas Umar berkata kepadanya, “Ada apa memangnya! Dia hanya bertanya kepadaku, Apakah kamu gila?’ lalu kujawab bahwa aku bukan orang gila.”18. Mengabaikan Orang yang Berbuat Jelek Kepada KitaOrang yang suka menyakiti tidak perlu ditanggapi. Ini merupakan bukti kemuliaan pribadi dan ketinggian harga diri. Suatu ketika ada orang yang mencaci maki Al Ahnaf bin Qais berulang-ulang namun sama sekali tidak digubris olehnya. Maka si pencela mengatakan, “Demi Allah, tidak ada yang menghalanginya untuk membalas celaanku selain kehinaan diriku dalam pandangannya.”19. Melupakan Kelakuan Orang Lain yang Menyakiti DirinyaYaitu dengan cara anda melupakan orang lain yang pernah melakukan perbuatan buruk kepada anda. Agar hati anda menjadi bersih dan tidak gelisah karena ulahnya. Orang yang terus mengingat-ingat perbuatan jelek saudaranya kepada dirinya maka kecintaan dirinya kepada saudaranya tidak akan bisa bersih dari kepentingan dunia. Orang yang senantiasa mengenang kejelekan orang lain kepada dirinya niscaya tidak akan bisa merasakan kenikmatan hidup bersama Mudah Memberikan Maaf dan Membalas Kejelekan Dengan KebaikanHal ini merupakan sebab untuk meraih kedudukan yang tinggi dan derajat yang mulia. Dengan sikap inilah akan didapatkan ketenangan hati, manisnya iman, dan kemuliaan diri. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah Allah akan menambahkan kepada seorang hamba dengan sifat pemaaf yang dimilikinya kecuali kemuliaan.” HR. Muslim. Ibnul Qayyim menceritakan, “Tidaklah aku melihat orang yang lebih bisa memadukan sifat-sifat ini -berakhlak mulia, pemaaf, dan suka berbuat baik kepada orang lain- daripada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah -semoga Allah menyucikan ruhnya- ketika itu sebagian para sahabatnya yang senior mengatakan, Aku sangat ingin bersikap kepada para sahabatku sebagaimana beliau bersikap kepada musuh-musuhnya.’ Aku tidak pernah melihat beliau mendoakan kejelekan kepada salah seorang di antara musuhnya itu. Bahkan beliau biasa mendoakan kebaikan bagi mereka.” [Diangkat dari Al Asbab Al Mufidah li Iktisab Al Akhlaq Al Hamidah karya Muhammad bin Ibrahim Al Hamd]Simak pembahasan selanjutnya Kiat Menggapai Akhlak Mulia Bag. 2***Penulis Abu Mushlih Ari Wahyudi Artikel
SIFAT SIFAT YANG MEMBAWA KEPADA AKHLAK YANG MULIA. Jump to. Sections of this page Itu adalah satu ungkapan tentang tabiat yang ada di dalam diri yang dapat melahirkan perbuatan yang mudah dan senang tanpa memikirkan dan mempertimbangkan tentang terlebih dahulu maksudnya akhlak itu adalah benda yang duk ada di dalam diri kita ni tuan-tuan
Membiasakanakhlak terpuji. a. Membiasakan bersifat jujur, rajin, dan percaya diri. b. Membiasakan berakhlak baik ketika belajar, mengaji, dan bermain dalam kehidupan sehari-hari 6. Menghindari akhlak tercela. a. Menghindari sifat malas melalui kisah masa remaja Nabi Muhammad SAW. Materi Akidah Akhlak Kelas 2 semester I.
Kataetika, moral, dan akhlak secara umum mempunyai arti yang hampir sama sehingga sering digunakan secara bergantian dalam komunikasi sehari-hari.Yunahar Ilyas di dalam bukunya Kuliah Akhlaq (hlm. 3) membedakannya berdasarkan sumber yang dijadikan tolok ukur. Etika bersumber pada pertim­bangan akal (pemikiran).Moral bersumber pada adat

Dengandemikian, al-muttaqin adalah orang-orang yang melaksanakan nilai-nilai baik dan menjauhi nilai-nilai buruk. Seperti suka menolong, menahan amarah, suka memberi maaf kepada orang lain, menepati janji, sabar, suka kepada kebaikan dan kebenaran, benci kepada kejahatan dan kebohongan, dan sebagainya.

Barangsiapamemberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim. Selamatatas kelahiran putri pertama yang sudah dinantikan sejak lama. Semoga ia akan tumbuh sebagai anak yang sholehal, penyayang, serta taat kepada agama dan kedua orangtua.” “Selamat atas kehadiranmu di dunia ini, anak yang cantik dan jelita. Semoga kamu bisa menjadi anak dengan akhlak yang baik serta patuh kepada kedua orangtua.” Sebagaimanayang kami kutip dari buku Prof. Drs. H. Yunahar Ilyas Lc, M.A dan juga untuk memenuhi tugas Akidah Akhlaq dan juga untuk membuat kita semakin lebih mengerti akan pentingnya akhlaq dalam diri kita. Demikianlah, makalah ini kami buat dengan sebenar-benarnya, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat. .
  • 9nbi6z3a4l.pages.dev/24
  • 9nbi6z3a4l.pages.dev/293
  • 9nbi6z3a4l.pages.dev/847
  • 9nbi6z3a4l.pages.dev/676
  • 9nbi6z3a4l.pages.dev/931
  • 9nbi6z3a4l.pages.dev/541
  • 9nbi6z3a4l.pages.dev/203
  • 9nbi6z3a4l.pages.dev/928
  • 9nbi6z3a4l.pages.dev/145
  • 9nbi6z3a4l.pages.dev/571
  • 9nbi6z3a4l.pages.dev/223
  • 9nbi6z3a4l.pages.dev/310
  • 9nbi6z3a4l.pages.dev/18
  • 9nbi6z3a4l.pages.dev/130
  • 9nbi6z3a4l.pages.dev/994
  • ucapan yang baik akan membawa kepada akhlak